Asal kata dari " sumedang"
Kata Sumedang berasal dari “inSUn MEdal insun maDANGan”, Insun artinya saya Medal artinya lahir Madangan artinya memberi penerangan jadi kata Sumedang bisa berarti “Saya lahir untuk memberi penerangan”. Kalimat “Insun Medal Insun Madangan” terucap ketika Prabu Tajimalela raja Sumedang Larang I melihat ketika langit menjadi terang-benderang oleh cahaya yang melengkung mirip selendang (malela) selama tiga hari tiga malam. Kata Sumedang dapat juga diambil juga dari kata Su yang berarti baik atau indah dan Medang adalah nama sejenis pohon, Litsia Chinensis sekarang dikenal sebagai pohon Huru, dulu pohon medang banyak tumbuh subur di dataran tinggi sampai ketinggi 700 m dari permukaan laut seperti halnya Sumedang merupakan dataran tinggi.
kesenian asli sumedang
Di bidang kesenian, Sumedang mempunyai kuda renggong yang sampai sekarang bisa dikatakan sebagai maskot Sumedang. Kesenian kuda renggong, merupakan daya tarik tersendiri sebagai pertunjukan tarian mereka. Kuda-kuda itu telah dilatih melakukan gerakan-gerakan tertentu, seiring dengan bunyi alat musik.
Cara melatih kuda renggong cukup unik. Setiap pagi dan sore hari, kuda dilatih dengan cara menahan tali kekang yang sudah dipasang. Dengan demikian, kepala kuda akan terbiasa berjalan mengangguk-angguk. Selain itu, pantat kuda dipukul berlahan-lahan, sehingga bila berjalan terbiasa bergoyang. Alhasil, saat musik dimainkan, kuda-kuda itu akan berjalan dengan kepala mengangguk, dan pantat bergoyang.
Pada mulanya, kesenian kuda renggong diiringi alat musik angklung, badud, dan ditambah dogdog yang biasa digunakan pada kesenian reog. Kini, alat musik tanji, gendang, terompet serta tanjidor juga ikut meramaikan suasana. Biasanya, kesenian kuda renggong digelar saat mengkhitankan anak. Sebelum dikhitan, anak tersebut dibawa keliling kampung, diikuti tetabuhan meriah dan nyanyian sinden.
Kecamatan Buahdua Sumedang, dikenal sebagai cikal-bakal munculnya kuda renggong. Sejalan dengan perkembangan kesenian kuda renggong, sekira 1970-an di Sumedang muncul sebutan kuda silat. Yang dimaksud dengan kuda silat adalah kuda renggong yang sudah dilatih gerakan-gerakan silat. Nama Engking dan Awan, disebut-sebut sebagai pelopor pelatih kuda silat.
Berkat latihan yang diberikan, kuda-kuda tersebut mampu melakukan gerakan kaki dengan cepat. Terkadang berdiri di atas kedua kaki belakang, duduk berselonjor, dsb. Semua pertunjukan kesenian yang disebutkan, pada dasarnya bisa menjadi salah satu pertunjukan bagi wisatawan Nusantara maupun mancanegara.
Setelah lelah menyaksikan pertunjukan maupun objek wisata di Sumedang, wisatawan bisa melakukan perburuan cendera mata. Ada pusat kerajinan yang kaya dengan kerajinan ukir dari kayu serta tulang di Desa Cibeusi, Cipacing, Sayang dan Pamulihan.
wisata sumedang
Kampung Toga disiapkan untuk Kawasan Wisata berwawasan lingkungan seluas kawasan hutan kota dengan berbagai fasilitas yang lengkap. Lokasi Kampung Toga berada 2 KM dari pusat kota Sumedang terletak di daerah perbukitan yang alami dengan nuansa asri, dari puncak bukit Toga terlihat hamparan pesawahan, perkebunan dengan panorama khas parahyangan.
Fasilitas yang tersedia di Kampung Toga terdiri dari 20 Villa berbagai type, Fasilitas Kolam renang dewasa dan anak, restoran, dengan fasilitas lesehan, meeting room, ruang terbuka, Fasilitas outbond, kegiatan olahraga dirgantara, paralayang, dan gantole. kembali ke Alam, Danau buatan kebun buah-buahan, taman-tamanan obat keluarga.
Setelah sembilan tahun dikembangkan mulai tahun 1997 sampai dengan tahun 2006 kawasan wisata KAMPUNG TOGA sudah tersedia berbagai fasilitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk para pengunjung, bahkan luasan lahan sudah mencapai 32 Ha. Motto yang dipakai adalah ONE STOP ADVENTURE, dengan motto tersebut para pengunjung akan menikmati kegiatan beraneka ragam, baik kegiatan di udara, darat maupun air.
Di udara menikmati olah raga dirgantara berupaPARALAYANG dan GANTOLE baik untuk pendidikan maupun untuk rekreasi udara, telah disiapkan Trainner yang berlisensi untuk para siswa yang akan megikuti pendidikan dan Master Thundem untuk penumpang yang sekedar menikmati indahnya panorama KAMPUNG TOGA di udara.
Di darat berupa rekreasi keluarga dengan menikmati suasana alam pegunungan, jalan-jalan dengan suasana pedesaan, naik sepeda gunung, untuk kegiatan Outbound lengkap dengan segala fasilitas dan permainannya, tersedia aneka makanan dan minuman ala Parahyangan, disajikan di saung lesehan dan restoran yang bernuansa alam terbuka, diiringi musik sunda terasa menikmati alam yang sebenarnya, panorama sawah yang terbentang luas, pegunungan yang hijau dan arsitektur bangunan yang mempunyai ciri khas panggung, kayu dan batu, tertata apik diantara perbukitan.
Di air ada kegiatan Raffting (Arung Jeram), Kolam Renang dewasa dan anak-anak dengan nuansa pegunungan serta pemancingan di danau buatan diatas bukit paling tinggi, atau sekedar mancing keluarga diatas perahu.
kuliner khas sumedang
Ubi jalar dikenal dengan nama ketela rambat, huwi boled (Sunda), tela rambat (Jawa), sweetpotato (Inggris), dan shoyo (Jepang) merupakan sumber karbohidrat yang cukup penting dalam sistem ketahanan pangan kita. Selain karbohidrat sebagai kandungan utamanya, ubi jalar juga mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan) dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa).
Ada beberapa varietas ubi jalar yang ada di Indonesia yaitu Daya, Borobudur, Prambanan, Mendut, Kalasan, Muara Takus, Cangkuang, Sewu. Sedangkan varietas-varietas yang baru dilepas tahun 2001 antara lain: Cilembu yang berasal dari Sumedang. Masing-masing varietas memiliki rasa khas yang berbeda-beda.
Ubi Cilembu merupakan salah satu produk pertanian unggulan bagi Pemerintah Kabupaten Sumedang. Daerah penghasil ubi cilembu adalah Cilembu, Cadas, Pangeran, Sumedang. Ubi cilembu berkulit gading, berurat, dan panjang, sedangkan getahnya akan meleleh seperti madu ketika dipanggang. Ubi ini sangat manis dan pulen, berbeda dengan ubi kebanyakan. Rasa manis dari ubi Cilembu akan lebih terasa apabila ubi dibakar dalam open, terutama apabila ubi mentah telah disimpan lebih dari satu minggu. Rasa manis ini merupakan sumber energi bagi orang yang mengkonsumsinya, sehingga cocok apabila disantap sebagai hidangan untuk sahur maupun buka puasa.
Silahkan anda mampir ke daerah sekitar kecamatan Tanjungsari, atau daerah sepanjang Jatinangor dan Cadas Pangeran. Disana banyak terdapat penjual yang menjajakan ubi cilembu di sisi kanan kiri jalan raya.
Langganan:
Postingan (Atom)